Makassar – Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali menjadi narasumber utama dalam kegiatan akademik dan keislaman pada pekan kedua pelaksanaan Halaqah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) bagi mahasiswa baru, yang digelar di Masjid Ash Shahabah, Senin (13/10/2025).
Dosen FAI, Dr. KH. Zaiduddin Hamka, M.Ag, yang membawakan materi “Konsep Ketuhanan dalam Islam Aswaja, menjelaskan pentingnya memahami konsep ketuhanan secara utuh berdasarkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah yang berlandaskan Al-Qur’an, Hadis, Ijma’, dan Qiyas.
Ia menjelaskan pemahaman tauhid yang benar merupakan pondasi utama dalam membentuk akidah seorang muslim, khususnya bagi generasi muda di lingkungan kampus Islam.
“Mahasiswa harus mampu membedakan antara konsep ketuhanan yang diajarkan dalam Islam dengan pandangan lain yang berkembang di luar ajaran Aswaja. Pemahaman tauhid yang lurus akan melahirkan sikap moderat, toleran, dan cinta terhadap sesama umat,” ujar Dr. KH. Zaiduddin Hamka di hadapan ratusan mahasiswa baru yang memenuhi Masjid Ash Shahabah.
Dengan memahami konsep ketuhanan dalam Aswaja, umat Islam dapat meningkatkan keimanan dan kesadaran spiritualnya, serta menjalankan kehidupan sehari-hari dengan bijak dan seimbang.
Dalam Aswaja, konsep ketuhanan ini diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengikuti prinsip-prinsip syariat Islam dan menjalankan amalan-amalan saleh. Aswaja juga menekankan pentingnya toleransi dan kerja sama dengan orang lain, serta menolak paham-paham yang dapat merusak keimanan dan kesatuan umat Islam.
Sementara itu, Ketua Lembaga Kajian Islam Aswaja UIM, Dr. H. Maskur Yusuf, M.Ag, menyampaikan kegiatan Halaqa Aswaja ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat wawasan keislaman mahasiswa, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keagamaan yang menjadi karakter utama lulusan UIM Al-Gazali.
“Melalui Halaqah Aswaja, kami ingin memastikan bahwa setiap mahasiswa UIM memahami ajaran Islam secara kaffah sesuai manhaj Ahlussunnah wal Jamaah. Nilai-nilai ini harus menjadi pedoman hidup, baik di lingkungan kampus maupun dalam kehidupan bermasyarakat,” tutur Dr. Maskur Yusuf.