Makassar – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMAPRODI) Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Makassar (UIM) menggelar kegiatan diskusi ilmiah bertajuk Hidup Tanpa Riba di Tengah Krisis Ekonomi: Mitos atau Fakta, Selasa (21/10/2025).
Kegiatan ini menghadirkan Muhammad Saleh Tihurua, pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Agama Islam, sebagai pemateri utama.
Dalam pemaparannya, Saleh mengulas secara mendalam fenomena bunga dalam sistem ekonomi modern yang dinilainya telah menjadi alat eksploitasi terselubung terhadap masyarakat kecil. Ia menegaskan bahwa bunga atau riba sering kali muncul sebagai solusi semu di tengah kesulitan ekonomi, namun justru memperdalam jeratan kemiskinan.
“Bunga tidak hanya menambah beban ekonomi, tetapi juga menggerus nilai kemanusiaan. Ia memaksa yang lemah untuk terus menanggung risiko, sementara yang kuat tetap mendapat keuntungan tanpa usaha,” ungkap Saleh di hadapan peserta diskusi.
Diskusi yang berlangsung di ruang seminar FAI UIM itu dihadiri oleh puluhan mahasiswa lintas jurusan. Suasana tampak hidup ketika peserta mulai menyoroti praktik pinjaman berbunga tinggi, baik di lembaga konvensional maupun pinjaman online yang marak di masyarakat.
Lebih lanjut, Saleh menjelaskan bahwa riba merupakan bentuk eksploitasi halus di bidang ekonomi.
“Eksploitasi tidak selalu berupa kekerasan fisik. Dalam konteks ekonomi, ia terjadi ketika seseorang mengambil keuntungan dari kesulitan orang lain. Dan di situlah riba bekerja,” tegasnya.
Sebagai solusi, ia mendorong mahasiswa untuk mengembangkan sistem keuangan yang adil dan berkeadaban, seperti model bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) serta koperasi syariah yang berlandaskan nilai tolong-menolong dan keadilan sosial.
Kegiatan ini menjadi ajang refleksi bagi mahasiswa untuk memahami kembali nilai-nilai ekonomi Islam dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Diskusi ditutup dengan kesimpulan bahwa hidup tanpa riba bukan sekadar idealisme, melainkan perjuangan moral menuju ekonomi yang lebih adil dan manusiawi.